Akibat Sholat Yang Baik Dan Yang Buruk

Akibat Sholat Yang Baik Dan Yang Buruk

Sahabat pembaca, Nabi Saw bersabda :

ﺇﺫﺍ ﺃﺤﺴﻦ ﺍﻟﺮﺠﻞ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﺄﺗﻡ ﺮﻜﻭﻋﻬﺎ ﻮﺴﺟﻮﺪﻫﺎ ﻗﺎﻟﺖ ﺍﻟﺻﻼﺓ ﺤﻔﻈﻙ ﺍﷲ ﻛﻣﺎ ﺤﻔﻈﺘﻨﻰ٬ ﻓﺘﺮﻓﻊ ﻮﺇﺬﺍ ﺃﺴﺎﺀ ﺍﻠﺻﻼﺓ ﻔﻟﻢ ﻴﺗﻢ ﺮﻜﻭﻋﻬﺎ ﻭﺴﺟﻭﺪﻫﺎ ﻗﺎﻟﺖ ﺍﻟﺻﻼﺓ ﺿﻴﻌﻚ ﺍﷲ ﻛﻤﺎ ﺿﻴﻌﺘﻨﻰ٬ ﻓﺗﻠﻑ ﻜﻤﺎ ﻴﻠﻑ ﺍﻟﺛﻭﺏ ﺍﻟﺧﻟﻖ ﻓﻴﺿﺮﺏ ﺑﻬﺎ ﻭﺟﻬﻪ ﴿ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻟﻁﻴﺎﻟﺴﻰ ﻋﻦ ﻋﺑﺎﺩﺓ ﺑﻦ ﺍﻟﺼﺎﻤﺖ﴾

Apabila seseorang mengerjakan shalat dengan baik dan menyempurnakan rukuk serta sujudnya, niscaya shalat berkata: “Semoga Allah memelihara dirimu seperti engkau memelihara diriku”, lalu shalat itu di naikkan (di terima). Dan apabila seseorang mengerjakan shalat dengan buruk serta tidak meyempurnakan rukuk dan sujudnya, maka shalat berkata: “semoga Allah menyia-nyiakan dirimu sebagaimana engkau menyia-nyiakan diriku”, lalu shalat itu di gulung seperti pakaian yang lapuk di gulung, kemudian shalat itu di pukulkan ke muka pelakunya.
(Riwayat ath-thayali melalui ubadah ibnu shamit r.a.)

Penjelasan :

Sahabat Pembaca, Rasulullah Saw. Memberi pelajaran pada kita, bahwa jika seseorang melakukan sholat dengan baik yakni di awali dari baik bersuci/thoharohnya –wudhu’nya sempurna, pakaiannya suci, tempatnya suci, dia shalat lalu dia sempurnakan ruku’ dan sujudnya, tidak terburu-buru atau tergesa-gesa, sempurna sampai selesai shalat itu, maka –kalau toh saja jika kita bisa mendengar- sholat itu akan berkata “Semoga Allah memelihara, menjaga mu seperti sebagaimana engkau memelihara, menyempurnakan aku” maka di angkatlah pahala shalat itu, di terima oleh Allah.
dan kalau shalat kita acak-acakan, asal-asalan, keburu-buru, ruku’nya tidak sempurna, belum thuma’ninah, sudah akan I’tidal, tulang-tulangnya belum sempurna letaknya, sudah mau melakukan rukun berikutnya, sujudnya juga belum sempurna, baru mau menaruh atau tersentuh dahinya ke tempat sujud, belum membaca apa-apa sudah mau berdiri lagi, sudah duduk , maka seperti itu tentu yang tidak sempurna ruku’ dan sujudnya, belum thuma’ninah. Thuma’ninah itu tenang dalam melaksanakan semua rukun-rukunnya sholat .
sahabat pembaca, andai kita bisa mendengar –perkataan- nya sholat maka shalat itu akan berkata “kau menyia-nyiakan aku, maka semoga Allah menyia-nyia kan mu, karena tidak  menyempurnakan”. Maka -shalat tersebut seperti pakaian lapuk yang -di gulung, di lipat seperti lipatan baju lalu di pukulkan ke wajah pelakunya.
Maksudnya apa?
Shalat yang tidak sempurna itu menghinakan juga kepada pelakunya. Shalat yang tidak sempurna saja menghinakan, apalagi kalau kita tidak  shalat, masyaAllah, shalat itu kan wajib, rukun Islam, prinsip, fardhu.
Kalau tidak kita laksanakan, maka, agamanya tidak ada, Nabi bersabda yang artinya, “shalat itu tiang agama..”, dalam hadits lain,  yang artinya, “jika shalatnya baik, maka baik seluruh amalnya ..”. Hadits yang serupa, yang artinya, “barang siapa mendirikan shalat, maka dia telah menegakkan agama dalam jiwanya. Dan barang siapa merobohkan/meninggalkan shalat, maka dia telah merobohkan agama dalam jiwanya..”
Sahabat pembaca, maka shalat itu adalah prinsip. Apapun kesibukan kita, apapun pekerjaan kita, siapapun kita, maka shalat adalah sesuatu yang tidak bisa di tinggalkan oleh seseorang yang beriman kepada Allah. Jika kita tidak shalat, maka tidak ada agama dalam jiwa kita.
Kewajiban dari Allah itu tidak banyak, pernah di sampaikan, bahwa kalau kita di wajibkan puasa, maka –puasa tersebut terlaksana- hanya ketika pada bulan Ramadhan saja. Kemudian kalau di wajibkan zakat, maka terlaksana hanya bagi yang mampu saja yang sudah punya harta 1 nishab. Kalau kita di wajibkan haji, maka terlaksana hanya bagi yang mampu saja, kalau kita di beri rezeki lebih mencapai cukup untuk ongkos haji, itu baru wajib. Syahadat, sudah masuk dalam shalat. Tinggal shalat saja. Nah, shalat itu yang tidak bisa di tinggalkan oleh siapapun, tanpa biaya. Kalau tidak kuat berdiri pun, boleh dengan duduk, boleh dengan tidur, begitu mudahnya, sehingga tidak dibolehkan untuk di tinggalkan ibadah shalat itu.
Nah, sekarang sudah shalat, sempurna, masyaAllah, shalatnya itu akan mendoakan pelakunya termasuk juga makhluq-makhluq yang lain.
Jika seseorang melaksanakan shalat, tapi asal-asalan, terburu-buru, kacau balau bacaannya, belum sempurna, apalagi bacaannya salah, masyaAllah, lalu itu sama dengan menyia-nyiakan shalat yang nanti juga akan didoakan shalat itu sendiri, di sia-siakan oleh Allah, maka lalu menjadikan dia lalu di pukul wajahnya dengan shalat yang acak-acakan itu, yang tadi di katakan menghinakan dirinya, nah seperti itu..
Sahabat pembaca, shalat itu, satu-satunya amalan rukun Islam yang tidak dapat di tinggalkan dalam kondisi apapun, Allah berfirman di dalam banyak ayat, diantaranya:

ﻭ ﺃﻗﻴﻤﻭﺍ ﺍﻟﺻﻟﻭﺓ ... ۝
Artinya, “dan dirikanlah shalat ...” al Baqarah:43
 
... ﺇﻥ ﺍﻟﺻﻟﻭﺓ ﺗﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻓﺤﺷﺎﺀ ﻭ ﺍﻠﻤﻨﻛﺭ ۝

Artinya, “sesungguhnya shalat itu mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan perbuatan munkar perbuatan jahat ...” al ‘Ankabuut : 45

Maka kalau shalatnya belum bisa mencegah seseorang dari –perbuatan keji dan perbuatan munkar , perbuatan jahat-, maka shalatnya yang perlu di tingkatkan kualitasnya, perlu di perbaiki bacaannya, gerakannya, lalu kondisi jiwanya, ketika melaksanakan shalat itu. Dan urusan apapun, yang paling besar adalah urusan dzikrullah, Allah berfirman :

ﻭ ﻟﺬﻛﺮ ﺍﷲ ﺃﻛﺑﺭ ۗ ... ۝
 
Artinya, “… dan niscaya urusan dzikir Allah itu adalah urusan yang maha besar, (yang paling besar) ...”al ‘Ankabuut : 45
 ... ﻮ ﺃﻗﻡ ﺍﻟﺻﻟﻭﺍﺓ ﻟﺬﻛﺮﻯ ۝

Artinya, “… dan dirikanlah shalat untuk dzikr aku ...” (Thaha : 14)

Sahabat pembaca, maka urusan shalat adalah urusan yang paling besar di antara urusan-urusan dalam kehidupan kita sehari-hari. Maka jika kita memperhatukan shalat, maka Allah memperhatikan kita, karena hal itu merupakan urusan yang paling besar dari sekian urusan.
Kita sedang kerja, memasak, atau di mana saja, di perjalanan misalnya, kita bisa merancang di mana saya harus bisa melaksanakan shalat. Jika memang waktunya habis, bahkan di kendaraan pun kita masih bisa melaksanakan ibadah shalat itu, bahkan ketika –kesulitan- menghadap kiblat pun. Bukankah Allah berfirman :
... ﻓﺄﻴﻧﻤﺎ ﺗﻭﻟﻭﺍ ﻓﺛﻡ ﻮﺟﻪ ﺍﷲ ۚ ... ۝ 

Artinya, “… maka di manapun kalian menghadap, maka disana kalian bisa menemukan dzat Allah ...” (al Baqarah : 115)

Itu dalam keadaan terpaksapun demikian. Kalau sekiranya kalo turun –dari kendaraan- nanti dan waktu shalat sudah habis.

Postingan populer dari blog ini

wirid majlis dzikr nurul faizah

Bila Adzan Telah Di Kumandangkan Pada Hari Jum’at